Pages

Jumat, 11 April 2014

Bulan Ara & Dydi 🌐

Ada cerita sepasang kekasih mereka saling mencintai "mungkin"

Si gadis bernama Ara sedangkan si pria bernama Dydi 

Bulan april
Ternyata Ara berulang tahun, Ara pasti tau jikalau Dydi pasti memberi dia kejutan dan hadiah
Tapi Ara tidak sedikitpun mengharap kan itu , Ara hanya ingin Dydi datang
Dan Dydi pun tak datang Ara semakin gundah mungkin hampir menangis karena teman-teman nya melihat juga melihat ke Ara.
Ara hanya tersenyum sedikit memaksa
Ara hampir kecewa dan ingin pulang
Tiba-tiba datang Dydi setelah jam sudah menunjukan jam 10 malam
Ara tak marah , Ara juga tak menanyakan kenapa Dydi terlambat
Ara hanya berkata terimakasih karena Dydi t'lah datang.
Kue sederhana tapi menurut Ara itu kejutan terindah dari Dydi.
Ara tidak mendapatkan kado tapi Ara tak pernah menyakan itu.

Tiba saatnya sahabat Dydi, si Wanda berulang tahun.
Dydi semangat sekali bagaimana cara nya agar Wanda mendapatkan kejutan dan membuat Wanda senang, 
Mendengar itu Ara hanya tersenyum dan ikut membantu, dan Dydi menyuruh Ara membelikan kue dan membantu kejutan .
Surpriseee suara Dydi sangat senang
Ara menitikan air mata.
Ternyata Ara bukanlah wanita spesial menurut Ara,
Sepanjang perjalanan pun Ara hanya berdiam diri karna segitu "ampas" nya Ara saat itu

Bulan Desember
Surpriseeeee !!!
Hari ini Dydi berulang tahun
Ara senang hari ini 
Ara berdiri sambil memegang kue
Sayangnya saat meniup lilin muka Dydi tak bersemangat dan sambil meniup pun sibuk dengan ponsel nya
Kue yg Ara beri pun hanya di cicip , bahkan di sosmed tak ada nama Ara
Hanya keluarga, sahabat, dan korwil organisasi.
Slow bisik Ara dalam hati tak apa :)
Tak ada maksud Ara menyalahkan Dydi, bahagia Dydi Ara sudah punya

Bulan April "kembali"
Surprise lagi Ara berulang tahun lagi dan bersama dan masih bersama Dydi 
Ara senang hari ini Dydi romantis hari ini 
Ara suka Ara senang hari ini
Sekalipun malu untuk tiup lilin , saking senangnya Ara sampai terlalu heboh memasang postingan di sosmed
Terimakasih Dydi kamu lelaki baik yg pernah Ara kenal , malam itu di diary Ara

Bulan desember "lagiiii"
Dydi yg ke 18 
Dydi yg dewasa dan Dydi yg tak lagi di samping Ara karna jarak memisahkan
Sementara Ara tak punya apa-apa , apa yg Ara lakukan jikalau Dydi tak dekat
Untung Ara punya teman sekaligus desain gambar karikatur
Itulah yg di buat Ara untuk Dydi 
Karena Ara tak sempat membuat apa-apa dan sibuk dengan ujian
Ara hanya mengirim gambar itu
Dan kadonya masih disimpan Ara sampai Dydi pulang nanti
Tapi Dydi tak memasang apa yg di beri Ara , bahkan saat ulang tahun Dydi pun Ara marah-marah karna cemburu mungkin wajar saja tapi Dydi menganggapnya keterlaluan. 
Ara menangis malam itu karna hanya itu yang bisa Ara berikan , 
Ara tak perlu Dydi harus bagaimana tapi cukuplah "mengerti" 
Next soon Dydi



Ara .................

Sabtu, 22 Maret 2014

Menemukan damai

Kita menentu kan tema lalu judul begitu sebaliknya
Kadang apa yg kita rasakan kita tulis kan lalu kita baca kembali tetapi , tak masuk ke perasaan kita yang awalnya kita mencurahkan dengan hati yang berkecamuk tapi setelah kita baca lagi itu terlihat biasa bahkan "konyol".
Masuk ke pada inti saat ini ada sesuatu yang berkecamuk seperti yang lalu. Seseorang menceritakan pengalamannya saat dia  sakit , jatuh , sesak , bahkan menyesal pun dia cerita kan
Mungkin pada orang pertama yaitu ibu nya lalu kepada kakak perempuan nya . Apa yang orang kata kan bahwa  "jika kamu mencurahkan isi hati yang berkecamuk kepada seseorang kamu akan lega" sebenarnya untuk dia kata-kata ini dapat di percaya (pertama) 
Tapi lambat laun dia seperti orang bodoh yang ketika "jatuh" membicarakannya.
Dia seperti seseorang yang belum siap bahkan seseorang yang gagal yang putus asa dan menangis.
Mungkin bukan kepada keluarga nya saja , sahabat bahkan temannya (dulu) juga sering menceritakannya
Ketika seorang sahabat berkata "tidak ada yang akan kita sembunyikan dan semuanya akan di bicarakan bersama" ketika itu persahabatan menjadi hangat karna dendam , sakit , ataupun rahasia kami bicarakan.
Lambat laun ketika ada yang jujur , ketika ada yang tak mau menyembunyikan perasaannya , sahabat berkata begini "penghianat" bahkan sahabat lainnya (juga) 
Ketika kata-kata awal tak berlaku lagi ketika senyuman damai itu di kalahkan oleh keegoisan.
Ketika seseorang tak mampu berbicara kepada siapa lagi dia bercerita,
Apa kepada keluarganya , 
Tidak lagi , sahabatnya , apalagi !
Saat ini dia sendiri ibarat tak ada yang berkata lagi "aku disini" 
Tak ada yang membuatnya lega lagi saat ini
Tak ada lagi yang memberi ketenangan
Dan ketika sudah berderai air mata , ada yang bertanya "ada apa?" 
Haruskah dia mengulangi dan berbicara dari awal , tentu saja tidak ,
Dia bukan yang dulu
Toh,,, kalau dia memberitau nya apa seseorang yang bertanya tadi mampu mengerti mungkin hanya mendengarkan lalu mengeluarkan argumen "oh"
Ketika seseorang lain melihat mungkin dia hanya tersenyum memperlihatkan tak ada yang terjadi pada nya .
Semakin jauh semakin tau yang membuat kita lega adalah sendiri dengan airmata berbicara sendiri dengan diri sendiri mengintropeksi kadang di sela dengan teriakan bahwa dia telah "DAMAI"